Rabu, 11 September 2013

LARUNG



LARUNG
Ayu Utami



Judul                           : Larung.
Penulis                         : Ayu Utami.
Penerbit                       : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Tempat Terbit              : Jakarta.
Tahun Terbit                : Cetakan V, Juni 2008.
Tebal halaman             : vii + 264 halaman 13,5 x 20 cm


Larung adalah novel kedua karya Ayu Utami yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Novel ini adalah kelanjutan dari Saman yang pada awalnya dua novel tersebut direncanakan sebagai buku berjudul Laila Tak Mampir di New York. Pada akhirnya Saman dan Larung merupakan dwilogi yang berdiri sendiri. Pada buku ini bertambah lagi satu tokoh utama bernama Larung Lanang selain tokoh-tokoh sebelumnya Cok, Laila, Shakuntala, Saman dan Yasmin.
Novel 'Larung' dimulai dengan pengenalan seorang bernama Larung. Kisah hidupnya penuh liku-liku, ditambah lagi dengan kehadiran neneknya, seorang yang sangat dibenci olehnya. Larung mempunyai seorang nenek dengan kekuatan aneh dan bisa disebut mistik. Dia menganggap neneknyalah yang telah menyebabkan kematian ayah dan kakeknya. Akhirnya Larung meminta bantuan kepada teman masa lalu neneknya untuk membunuh neneknya yang sebenarnya selama ini telah menjadi mayat hidup. Neneknya tidak mati pada saatnya karena dia menelan benda pusaka yang membuatnya sulit untuk mati dengan cara apapun.
Sebenarnya Larung adalah seseorang yang berorganisasi dengan Cok, Laila, Shakuntala, Yasmin, dan Saman untuk membantu para aktivis melarikan diri ke luar negeri. Ketika itu dia mendapat tugas untuk memandu 3 orang aktivis yang menjadi buronan para penguasa orde baru. Di tengah perjalanan, sederet masalah muncul. Mulai dari terlacaknya mereka, hingga ada beberapa petugas yang mencurigai mereka dating ke penginapan tempat mereka beristirahat. Mereka juga dibantu adik angkat Larung untuk mencapai misinya untuk melarikan diri. Namun takdir berkata lain. Pada akhir Novel ini, Larung beserta 3 aktivis buronan itu tertangkap oleh petugas patrol di tengah laut dan akhirnya Larung ditembak mati.
Terlihat sangat jelas bahwa tema yang diambil oleh Ayu Utami pada novelnya kali ini adalah tentang politik seperti halnya novel sebelumnya Saman. Dalam novel 'Larung', Ayu lebih memberatkan kepada soal deskriptif yang lebih visual dan berani. Ada kalanya erotis. Novel 'Larung' ini tentu lebih sesuai dikonsumsi untuk pembaca-pembaca dewasa. Di novel ini Ayu juga banyak menceritakan tentang politik. Adanya hal tentang Partai Komunis Indonesia, sampai pada penyerbuan pejabat Partai Demokrasi Indonesia yang dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri yang dikenal dengan Peristiwa 27 Juli 1996 juga ditampilkan di sini.
Bahasa yang digunakan dalam novel ini juga tidak terlalu berbelit-belit sehingga pembaca juga tidak terlalu sulit untuk memahami tiap kalimat yang ada. Sudut pandang akuan-taksertaan dipakai dalam novel ini. Bisa dilihat dari tokoh “aku” yang biasanya hanya menjadi pembantu atau pengantar tokoh lain. Pendekatan Ayu dalam novel ini sama dengan novel sebelumnya yaitu tentang semangat feminisme seperti Yasmin, Shakuntala, dan nenek Larung.
Kedua novel Saman dan Larung bisa diibaratkan film dengan 2 episode. Kisahnya yang menegangkan dan sangat seru membuat saya merekomendasikan setiap orang untuk membaca karya ini. Tentu saja hanya orang yang sudah dewasa dalam segi usia ataupun jiwanya karena novel ini cukup berat dan menimbulkan beberapa resiko pada pembaca yang belum cukup umur.

"Dian Ramadhan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar